Sistem evaluasi

 Alhamdulillah, masih di berikan kesehatan dan masih dapat memberikan sedikit pemahaman tentang Sistem Evaluasi. 

Evaluasi merupakan proses yang harus dilaksanakan untuk mengetahui tingkat target pencapaian kinerja maupun dalam upaya peningkatan mutu suatu organisasi. Sekolah sebagai suatu organisasi juga perlu melaksanakan suatu sistem evaluasi. Dengan tujuan mengetahui tingkat pencapaian kinerja sekolah yang nantinya akan digunakan dalam proses perencanaan sekolah dan siklus pengembangan mutu sekolah. Guru adalah sumber daya utama dari organisasi sekolah. Sehingga evaluasi terhadap guru merupakan bagian yang penting dari suatu sistem evaluasi dalam sekolah. Bahkan terdapat anggapan penilaian guru adalah bagian integral dari praktik mengevaluasi sekolah (Stake, 1989). Sebab kualitas guru diyakini berperan penting dalam meningkatkan keseluruhan kualitas pendidikan (Peterson,2000; 450). Evaluasi pembelajaran merupakan suatu usaha untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar. Informasi-informasi dipero-leh dari pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada gilirannya digunakan untuk memperbaiki kualitas proses belajar mengajar. Setiap guru dalam melaksanakan evalu- asi harus paham dengan tujuan dan manfaat dari evaluasi atau penilaian tersebut. Tetapi ada juga guru yang tidak menghiraukan tentang kegiatan ini, yang penting ia masuk kelas, mengajar, mau ia laksanakan evaluasi di akhir pelajaran atau tidak itu urusannya. Yang jelas pada akhir semester ia telah mencapai

target kurikulum. Ini yang menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan saat ini.

A. Pengertian Sistem Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi dalam pendidikan terjadi proses belajar mengajar yang sistematis, yang terdiri dari banyak komponen. Masing-masing komponen pengajaran tidak bersifat terpisah atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus

berjalan secara teratur, saling bergantung dan berkesinambungan. Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi yang terjadi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru sebagai pengarah dan pembimbing, sedang siswa sebagai orang yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, maka guru bertugas melakukan suatu kegiatan yaitu penilaian atau evaluasi atas ketercapaian siswa dalam belajar. Selain memiliki kemampuan untuk menyusun bahan pelajaran dan keterampilan menyajikan bahan untuk mengkondisikan keaktifan belajar siswa, guru diharuskan memiliki kemampuan meng- evaluasi ketercapaian belajar siswa, karena evaluasi merupakan salah satu komponen penting dari kegiatan belajar mengajar. Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation. Menurut Mehrens dan Lehmann yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Ngalim Purwanto, 2004; 3). Hubungan dengan kegiatan pengajaran, evaluasi mengandung beberapa pengertian, di antaranya adalah: a) Menurut Norman

Gronlund, yang dikutip oleh Ngalim Purwanto dalam buku Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan keputusan sampai sejauh mana tujuan dicapai oleh siswa. B) Wrightstone dan kawan-kawan, evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum (Ngalim Purwanto, 2004;3). 

Dapat disimpulkan sistem evaluasi Setiap guru dalam melaksanakan eva-luasi harus paham dengan tujuan dan manfaat dari evaluasi atau penilaian tersebut. Tetapi ada juga guru yang tidak menghiraukan tentang kegiatan ini, yang penting ia masuk kelas, mengajar, mau ia laksanakan evaluasi di akhir pelajaran atau tidak itu urusannya. Yang jelas pada akhir semester ia telah mencapai target kurikulum. Ini yang menjadi permasa-lahan dalam dunia pendidikan saat ini, yang disebabkan oleh:

1. Guru kurang menguasai materi pelajaran.

2. Guru kurang menguasai kelas.

3. Guru enggan mempergunakan alat peraga dalam mengajar.

4. Guru kurang mampu memotivasi anak

dalam belajar.

5. Guru menyamaratakan kemampuan anak di dalam menyerap pelajaran.

6. Guru kurang disiplin dalam mengatur

waktu.

7. Guru enggan membuat persiapan mengajar.

8. Guru tidak mempunyai kemajuan untuk

menambah atau menimba ilmu.

9. Guru dalam tes lisan di akhir pelajaran

kurang terampil mengajukan pertanyaan

kepada murid.

10. Guru selalu mengutamakan pencapaian target kurikulum. 

Semoga bermanfaat dan jangan pernah bosan untuk membaca agar kita dapat pemahaman yang mendalam. 

Komentar