Karakteristik peserta didik
Alhamdulillah, dengan izin Allah saya bisa menulis kembali di blog pribadi saya yang mana pertemua ke 4 ini saya akan membahas "karakteristik peserta didik" baik kita lihat pembahasannya dulu.
1. Pengertian Karakteristik Peserta Didik
Apa itu karakteristik peserta didik? Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti ciri, tabiat, watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relatif tetap. Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau tujuannya. Informasi terkait karakteristik peserta didik sangat diperlukan untuk
kepentingan-kepentingan dalam perancangan pembelajaran. Hal ini sebagaimana
yang dikemukakan oleh Ardhana dalam Asri Budiningsih (2017: 11) karakteristik
peserta didik adalah salah satu variabel dalam desain pembelajaran yang
biasanya didefinisikan sebagai latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh
peserta didik termasuk aspek-aspek lain yang ada pada diri mereka seperti
kemampuan umum, ekspektasi terhadap pembelajaran dan ciri-ciri jasmani serta
emosional siswa yang memberikan dampak terhadap keefektifan belajar.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman atas karakteristik
peserta didik dimaksudkan untuk mengenali ciri-ciri dari setiap peserta didik yang nantinya akan menghasilkan berbagai data terkait siapa peserta didik dan sebagai
informasi penting yang nantinya dijadikan pijakan dalam menentukan berbagai metode yang optimal guna mencapai keberhasilan kegiatan pembelajaran.
2. Ragam Karakteristik Peserta Didik
Uraian yang akan disajikan berikut ini memaparkan tentang pentingnya dan
ragam/jenis karakteristik peserta didik. Suatu proses pembelajaran akan dapat
berlangsung secara efektif atau tidak, sangat ditentukan oleh seberapa tinggi
tingkat pemahaman pendidik tentang karakteristik yang dimiliki peserta didiknya.
Pemahaman karakteristik peserta didik sangat menentukan hasil belajar yang
akan dicapai, aktivitas yang perlu dilakukan, dan assesmen yang tepat bagi
peserta didik. Atas dasar ini sebenarnya karakteristik peserta didik harus menjadi
perhatian dan pijakan pendidik dalam melakukan seluruh aktivitas pembelajaran.
Karakteristik peserta didik meliputi: etnik, kultural, status sosial, minat,
perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan
emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, dan
perkembangan motoric.
Agar Anda memperoleh gambaran yang jelas tentang ragam karakteristik peserta didik tersebut, maka ikuti paparan berikut:
a. Etnik
Negara Indonesia merupakan negara yang luas wilayahnya dan kaya akan
etniknya. Namun berkat perkembangan alat transpotasi yang semakin modern, maka seolah tidak ada batas antar daerah/suku dan juga tidak ada kesulitan
menuju daerah lain untuk bersekolah, sehingga dalam sekolah dan kelas tertentu
terdapat multi etnik/suku bangsa, seperti dalam satu kelas kadang terdiri dari
peserta didik etnik Jawa, Sunda, Madura, Minang, dan Bali, maupun etnik lainnya.
Implikasi dari etnik ini, pendidik dalam melakukan proses pembelajaran perlu
memperhatikan jenis etnik apa saja yang terdapat dalam kelasnya. Data tentang
keberagaman etnis di kelasnya menjadi informasi yang sangat berharga bagi
pendidik dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Seorang pendidik yang
menghadapi peserta didik hanya satu etnik di kelasnya, tentunya tidak sesulit yang
multi etnik. Contoh Pak Ardi seorang pendidik di kelas 6 Sekolah Dasar yang
peserta didiknya terdiri dari etnik Jawa semua atau Sunda semua, tentunya tidak
sesulit ketika menghadapi peserta didik dalam satu kelas yang multi etnik. Jika
Pak Ardi melakukan proses pembelajaran dengan peserta didik yang multi etnik
maka dalam melakukan interaksi dengan peserta didik di kelas tersebut perlu
menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh semua peserta didiknya.
Kemudian ketika memberikan contoh-contoh untuk memperjelas tema yang
sedang dibahasnya juga contoh yang dapat dimengerti dan dipahami oleh semuanya.
b. Kultural
Meskipun kita telah memiliki jargon Sumpah Pemuda yang mengakui bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia, berbangsa yang satu bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia. Namun peserta didik kita sebagai anggota suatu masyarakat memiliki budaya tertentu dan sudah barang tentu menjadi pendukung budaya tersebut. Budaya yang ada di masyarakat kita sangatlah beragam, seperti kesenian, kepercayaan, norma, kebiasaan, dan adat
istiadat. Peserta didik yang kita hadapi mungkin berasal dari berbagai daerah yang tentunya memiliki budaya yang berbeda-beda sehingga kelas yang kita hadapi
kelas yang multikultural.
Implikasi dari aspek kultural dalam proses pembelajaran ini pendidik dapat
menerapkan pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural menurut Choirul
(2016: 187) memiliki ciri-ciri: 1) Tujuannya membentuk “manusia budaya” dan
menciptakan manusia berbudaya (berperadaban). 2). Materinya mangajarkan
nilai-nilai luhur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai-nilai kelompok etnis
(kultural). 3) metodenya demokratis, yang menghargai aspek-aspek perbedaan
dan keberagaman budaya bangsa dan kelompok etnis (multikulturalisme). 4).
Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku anak didik yang
meliputi aspek persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lainnya.
Atas dasar definisi dan ciri-ciri pendidikan multikultural tersebut di atas, maka
pendidik dalam melakukan proses pembelajaran harus mampu mensikapi
keberagaman budaya yang ada di sekolahnya/kelasnya. Misalnya Pak Irwan
seorang pendidik disalah satu SMA ketika menjelaskan materi pelajaran dan
dalam memberikan contoh-contoh perlu mempertimbangkan keberagaman
budaya tersebut, sehingga apa yang disampaikan dapat diterima oleh semua
peserta didik, atau tidak hanya berlaku untuk budaya tertentu saja.
c. Status Sosial
Manusia diciptakan Tuhan dengan diberi rizki seperti berupa pekerjaan, kesehatan, kekayaan, kedudukan, dan penghasilan yang berbeda- beda. Kondisi
seperti ini juga melatar belakangi peserta didik yang ada pada suatu kelas atau
sekolah kita. Peserta didik pada suatu kelas biasanya berasal dari status sosial-
ekonomi yang berbeda-beda. Dilihat dari latar belakang pekerjaan orang tua, di
kelas kita terdapat peserta didik yang orang tuanya wira usahawan, pegawai
negeri, pedagang, petani, dan juga mungkin menjadi buruh. Dilihat dari sisi jabatan
orang tua, ada peserta didik yang orang tuanya menjadi pejabat seperti presiden,
menteri, gubernur, bupati, camat, kepala desa, kepala kantor atau kepala
perusahaan, dan Ketua RT. Disamping itu ada peserta didik yang berasal dari
keluarga ekonomi mampu, ada yang berasal dari keluarga yang cukup mampu,
dan ada juga peserta didik yang berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Peserta didik dengan bervariasi status ekonomi dan sosialnya menyatu untuk
saling berinteraksi dan saling melakukan proses pembelajaran. Perbedaan ini
hendaknya tidak menjadi penghambat dalam melakukan proses pembelajaran.
Namun tidak dapat dipungkiri kadang dijumpai status sosial ekonomi ini menjadi
penghambat peserta didik dalam belajar secara kelompok. Implikasi dengan
adanya variasi status-sosial ekonomi ini pendidik dituntut untuk mampu bertindak
adil dan tidak diskriminatif. Contohnya dalam proses pembelajaran pendidik jangan sampai membeda- bedakan atau diskriminatif dalam memberikan
pelayanan kepada peserta didiknya, dan juga dalam memberikan tugas-tugas
yang sekiranya mampu diselesaikan oleh semua peserta didik dengan latar
belakang ekonomi sosial yang sangat beragam.
d. Minat
Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas. Hurlock (1990: 114) menyatakan bahwa minat merupakan suatu sumber
motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya.
Apabila seseorang melihat sesuatu yang memberikan manfaat, maka dirinya akan
memperoleh kepuasan dan akan berminat pada hal tersebut. Lebih lanjut
Sardiman, (2011: 76) menjelaskan bahwa minat sebagai suatu kondisi yang terjadi
apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan
dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingan orang tersebut.
Untuk mengetahui apakah peserta didik memiliki minat belajar yang tinggi atau
tidak sebenarnya dapat dilihat dari indikator minat itu sendiri. Indikator minat
meliputi: perasaan senang, ketertarikan peserta didik, perhatian dalam belajar,
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, manfaat dan fungsi mata
pelajaran.
Sedikit pemahaman saya tentang "karakteristik peserta didik" baik disini kita sebagai calon guru mestinya harus mempelajari tentang karakter siswa yang mana agar mempermudahkan seorang guru untuk mengetahui apa yang tidak disukai ataupun yang menjadi hambatan siswa dalam menanggapi pelajaran yang guru sampaikan. Jadi seorang guru bukan hanya menyiapkan kultur sekolah, manajemen sekolah, karakteristik peserta didik dan lain sebagainya agar rencana pembelajaran dapat berjalan sesuai tujuan.
Hanya sedikit pemahaman saya tentang karakteristik selebihnya untuk teman-teman mencari lebih dalam lagi tentang karakteristik agar temen-teman lebih memahami lagi dan kita harus tahu membaca itu sangat bermanfaat bagi pelajar agar tahu lebih dalam lagi pada ilmu. Jadi jangan pernah malas untuk terus mempunyai rasa ingin tahu tentang sesuatu yang tidak kita ketahui agar kita bisa semangat lagi untuk memahaminya lebih dalam lagi sebab, jika kita telah memahaminya sangat mudah untuk belajar. Jadi untuk kita yang masih bisa merasakan dunia pendidikan jangan di sia-siakan sebab, masih banyak orang diluaran sana yang tidak bisa melanjutkan pendidikan.
Semangat para pelajar untuk kedepannya.
Komentar
Posting Komentar